Kau temukan hati ini saat terluka
Mendekat, bahkan sangat dekat
Mencoba beranjak dari semua yang sudah tak ada
Hingga kau dengan mudah diam dan terikat
Kamu dan harapan datang untuk itu
Entah siapa yang meminta kamu hadir
Dalam sepi yang selalu menyelimuti diriku
Tapi aku percaya ini adalah sebuah takdir
Jangan menyalahkan semua
Aku tidak suka jika kamu hanya singgah saja
Aku ingin kamu tetap ada
Sampai aku lupa kita sedang membuat satu dunia
Doaku hanya sederhana
Cuma satu dalam ingatan
Yaitu kamu dan harapan
Sabtu, 08 September 2018
Kamis, 06 September 2018
Tiada Yang Spesial Hari Ini
Tiada yang spesial hari ini
Aku menunggu itu
Menunggu perkataan hati
Yang selalu aku harapkan darimu
Tiada yang spesial hari ini
Semua hampir mustahil terjadi
Aku berfikir kamu akan datang memberi arti
Namun semua nihil dan benar tak akan terjadi
Tiada yang spesial hari ini
Menghapiri diriku sendiri
Lalu menyampaikan apa yang ada di hati
Yaa mungkin tiada yang spesial hari ini
Tak akan pernah ada kata lagi
Bahkan mulut ini diam tak berarti
Hanya menunggu keputusan yang tak pasti
Aku menunggu itu
Menunggu perkataan hati
Yang selalu aku harapkan darimu
Tiada yang spesial hari ini
Semua hampir mustahil terjadi
Aku berfikir kamu akan datang memberi arti
Namun semua nihil dan benar tak akan terjadi
Tiada yang spesial hari ini
Menghapiri diriku sendiri
Lalu menyampaikan apa yang ada di hati
Yaa mungkin tiada yang spesial hari ini
Tak akan pernah ada kata lagi
Bahkan mulut ini diam tak berarti
Hanya menunggu keputusan yang tak pasti
Pagi
Membuka mata di pagi hari
Merasakan kesejukan dunia
Melihat cahaya sang mentari
Yang hadir menggantikan senja
Tidak ada kata yang terucap dariku
Hanya doa dan semangat untukmu
Walaupun berat untukku
Meninggalkan semua mimpiku
Tapi aku harus terima kenyataan
Bahwa ini adalah hari baruku
Melupakan semua kejadian
Dan menjalankan semua aktifitasku
Selamat datang mentari
Selamat tinggal bulan
Selamat datang hari
Selamat tinggal kenangan
Merasakan kesejukan dunia
Melihat cahaya sang mentari
Yang hadir menggantikan senja
Tidak ada kata yang terucap dariku
Hanya doa dan semangat untukmu
Walaupun berat untukku
Meninggalkan semua mimpiku
Tapi aku harus terima kenyataan
Bahwa ini adalah hari baruku
Melupakan semua kejadian
Dan menjalankan semua aktifitasku
Selamat datang mentari
Selamat tinggal bulan
Selamat datang hari
Selamat tinggal kenangan
Purnama
Untukmu wanita disana
Indah rupa nya penuh pesona
Berkerudung abu abu
Bagai purnama yang menyinari malamku
Bahagia ku rasa
Saat ku lihat kau tersenyum ceria
Walau hanya sekejap mata
Tetapi bagiku itu sangatlah berharga
Bila kehadiran embun menyejukkan pagi
Maka hadirmu menyejukkan suasana hati
Bila sang mentari hadir menyinari bumi
Maka kau hadir menyinari hati ini
Kamu bagaikan udara
Jika kamu tiada mungkin semua hampa
Cantikmu bagai purnama
Yang menyinari senja walau hanya sementara
Tetaplah denganku
Terangi hatiku
Tetaplah menjadi purnama
Yang selalu menyinari malam yang ku punya
Indah rupa nya penuh pesona
Berkerudung abu abu
Bagai purnama yang menyinari malamku
Bahagia ku rasa
Saat ku lihat kau tersenyum ceria
Walau hanya sekejap mata
Tetapi bagiku itu sangatlah berharga
Bila kehadiran embun menyejukkan pagi
Maka hadirmu menyejukkan suasana hati
Bila sang mentari hadir menyinari bumi
Maka kau hadir menyinari hati ini
Kamu bagaikan udara
Jika kamu tiada mungkin semua hampa
Cantikmu bagai purnama
Yang menyinari senja walau hanya sementara
Tetaplah denganku
Terangi hatiku
Tetaplah menjadi purnama
Yang selalu menyinari malam yang ku punya
Pecundang
Kau bekata pahami
Kau berkata tiada kau takuti
Congkak benar kau ini
Bagai ucapan yang tak ada arti
Padaku rendah kau memandang
Pada mereka kebohonganmu berkembang
Padamulah sepatuku melayang
Pada semesta kau tunjukan bahwa kaulah seorang pemenang
Dia kau anggap banci
Rendah kau menilai diri
Ingin rasa kau kumaki
Namun aku masih menghormati
Lama coba ku pahami
Lama coba ku mengerti
Tapi kau tak sadar diri
Bahkan sampai menelan ludah sendiri
Besar ujarmu
Kecil nyalimu
Dasar tak bermutu
Mulut yang membisu
Itulah sang Pecundang
Terbuang dari pemenang
Tertinggal dan terbelakang
Kau berkata tiada kau takuti
Congkak benar kau ini
Bagai ucapan yang tak ada arti
Padaku rendah kau memandang
Pada mereka kebohonganmu berkembang
Padamulah sepatuku melayang
Pada semesta kau tunjukan bahwa kaulah seorang pemenang
Dia kau anggap banci
Rendah kau menilai diri
Ingin rasa kau kumaki
Namun aku masih menghormati
Lama coba ku pahami
Lama coba ku mengerti
Tapi kau tak sadar diri
Bahkan sampai menelan ludah sendiri
Besar ujarmu
Kecil nyalimu
Dasar tak bermutu
Mulut yang membisu
Itulah sang Pecundang
Terbuang dari pemenang
Tertinggal dan terbelakang
Aku Adalah Puisi
Aku adalah puisi
Tak pandai berkata namun menggores hati
Bercerita tentang apa yang aku rasa
Bukan hanya ucapan belaka
Aku adalah puisi
Yang mebaluti suasana hati
Dengan sangat percaya diri
Kalau syairku tak membuatmu benci
Aku adalah puisi
Kalimatku selalu ingin kau baca
Hingga kamu meneteskan airmata
Hanya untuk memahami isinya
Jangan sebut aku puisi
Jika aku tak bisa meluluhkan hati
Kata demi kata selalu ku pikiri
Agar kau percaya aku adalah puisi
Tak pandai berkata namun menggores hati
Bercerita tentang apa yang aku rasa
Bukan hanya ucapan belaka
Aku adalah puisi
Yang mebaluti suasana hati
Dengan sangat percaya diri
Kalau syairku tak membuatmu benci
Aku adalah puisi
Kalimatku selalu ingin kau baca
Hingga kamu meneteskan airmata
Hanya untuk memahami isinya
Jangan sebut aku puisi
Jika aku tak bisa meluluhkan hati
Kata demi kata selalu ku pikiri
Agar kau percaya aku adalah puisi
Puisi
Sering aku mengagumi indah nya hari
Tanpa peduli akan warna pelangi
Dan juga suasana hati
Yang tak pernah terobati
Melihatmu
Memberikan aku perasaan
Perasaan yang tak pernah aku duga
Sampai aku terlena dengan semua
Entah apa yang membuatmu istimewa
Sampai saat kesal pun
Aku tak bisa marah
Hatiku tetap berkata Sayang
Inilah sebuah perasaanku
Yang hanya mampu aku tulis dalam puisiku
Berharap kamu membaca
Dengan hati yang sedikit terbuka
Tanpa peduli akan warna pelangi
Dan juga suasana hati
Yang tak pernah terobati
Melihatmu
Memberikan aku perasaan
Perasaan yang tak pernah aku duga
Sampai aku terlena dengan semua
Entah apa yang membuatmu istimewa
Sampai saat kesal pun
Aku tak bisa marah
Hatiku tetap berkata Sayang
Inilah sebuah perasaanku
Yang hanya mampu aku tulis dalam puisiku
Berharap kamu membaca
Dengan hati yang sedikit terbuka
Dunia Baru
Beranjak pergi dari masalalu
Masa dimana aku berkawan dengan halu
Masa yang tak pernah aku mau
Jauh dari apa yang ada di pikiranku
Aku sudah bertemu
Bertemu dia yang bisa membawaku keluar dari masa itu
Saat aku di kelilingi dengan kerasnya hati
Dan saat itu aku tak bisa menahan diri
Aku ingin keluar...
Bosan aku dengan ini
Hati ini merasa senang
Saat aku meninggalkan dunia itu
Tak perlu lagi di kenang
Karena aku sudah menjadi diriku yang baru
Masa dimana aku berkawan dengan halu
Masa yang tak pernah aku mau
Jauh dari apa yang ada di pikiranku
Aku sudah bertemu
Bertemu dia yang bisa membawaku keluar dari masa itu
Saat aku di kelilingi dengan kerasnya hati
Dan saat itu aku tak bisa menahan diri
Aku ingin keluar...
Bosan aku dengan ini
Hati ini merasa senang
Saat aku meninggalkan dunia itu
Tak perlu lagi di kenang
Karena aku sudah menjadi diriku yang baru
Kue Pelangi
Aku sendiri...
Terbaring di ranjang dan menatap jendela yang terasa hampa
Berharap ada seseorang yang datang
Tanpa perlu aku undang
Untuk hadir menemani
Sampai aku menutup mata ini
Tuhan mendengar
Tuhan menjawab
Tuhan mengabulkan
Dan Tuhan memberikan kamu
Kamu yang datang disaat hati ini hampa
Kamu yang datang di saat pandangan ini mulai kacau
Kamu yang datang di saat aku sudah lelah
Karena kamu hidupku terasa berwarna
Seperti kue cokelat?
Tidak...
Tapi seperti kue pelangi
Manis dan berwarna
Tapi setelah keindahan itu datang
Aku mulai terlena
Terlena dengan semua
Hingga aku lupa menjaga
Takut...
Aku takut kue pelangi itu habis
Aku takut kue pelangi itu di ambil orang lain
Aku takut kue pelangi itu di ambil semut kecil
Aku cuma menangis saat kue pelangi itu mulai berkurang
Hingga sekarang semakin berkurang
Bahkan aku benar sangat takut jika itu akan hilang
Terbaring di ranjang dan menatap jendela yang terasa hampa
Berharap ada seseorang yang datang
Tanpa perlu aku undang
Untuk hadir menemani
Sampai aku menutup mata ini
Tuhan mendengar
Tuhan menjawab
Tuhan mengabulkan
Dan Tuhan memberikan kamu
Kamu yang datang disaat hati ini hampa
Kamu yang datang di saat pandangan ini mulai kacau
Kamu yang datang di saat aku sudah lelah
Karena kamu hidupku terasa berwarna
Seperti kue cokelat?
Tidak...
Tapi seperti kue pelangi
Manis dan berwarna
Tapi setelah keindahan itu datang
Aku mulai terlena
Terlena dengan semua
Hingga aku lupa menjaga
Takut...
Aku takut kue pelangi itu habis
Aku takut kue pelangi itu di ambil orang lain
Aku takut kue pelangi itu di ambil semut kecil
Aku cuma menangis saat kue pelangi itu mulai berkurang
Hingga sekarang semakin berkurang
Bahkan aku benar sangat takut jika itu akan hilang
Langganan:
Postingan (Atom)